REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rencana Kementerian Perdagangan untuk menghapus bea masuk kakao disambut dingin oleh Kementerian Pertanian. Penghapusan bea masuk dikhawatirkan membuat harga kakao di tingkat petani merosot.
"Intinya Kemendag harus memikirkan betul pengaruh pembebasan ini terhadap harga petani. Nanti akan ada masalah kalau tidak ada lagi yang menanam kakao. Industri hilir bisa tutup karena tidak ada bahan baku," ujar DIrektur Jenderal Perkebunan Kementan, Gamal Nasir, Rabu (2/4).
Gamal meminta Kemendag mempertimbangkan usulan dari banyak pihak. Dari sisi produksi, program Gernas tahun lalu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produksi nasional sebesar 200 ribu ton. Adapun gernas dilakukan pada 26 persen lahan dari total areal 1,7 juta ha.
Tahun 2013 produksi kakao mencapai 712 ribu ton. Dinas pertanian bahkan mencatat produksi lebih dari 900 ribu ton. Produksi kakao Indonesia merupakan terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.