Selasa 09 Feb 2016 21:26 WIB

Indonesia Minta Uni Eropa Turunkan Bea Masuk Kakao dan Sawit

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Biji Kakao
Foto: Antara
Biji Kakao

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan pemerintah Indonesia tengah mendorong Uni Eropa untuk menurunkan tarif bea masuk terhadap produk kakao dan sawit asal Indonesia. Sebab, hingga saat ini produk tersebut masih terkena tarif bea masuk sebesar 8-12 persen.

"Itu adalah salah satu contoh yang kita minta, karena saat ini banyak sekali ekspor kita ke Eropa terkena tarif yang tinggi, tentunya dengan tercapainya sebuah kesepakatan perdagangan dengan Eropa tarif ini tentunya bisa turun banyak dan bisa hilang," jelas Thomas di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (9/2).

Thomas mengatakan, menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, negara lain seperti Malaysia bahkan tidak dikenai tarif bea masuk produk. Sebab itu, ia mendorong agar pemerintah segera merampungkan kajian kerja sama perdagangan bebas sehingga produk dalam negeri dapat lebih kompetitif dengan negara lain.

"Itu contoh kalau kita tidak segera merampungkan kita tidak bisa kompetitif, semakin kita tidak bisa bersaing dengan negara yang tarif dan nontarifnya sudah lancar dengan masalah ekspor," kata dia.

Thomas menekankan, kesepakatan penurunan tarif bea masuk juga harus adil. Sehingga, jika Indonesia mendapatkan penurunan tarif bea masuk, maka negara lain juga harus mendapatkan manfaat serupa.

"Tentunya semua kesepakatan harus adil, jadi harus ada gift and take, kita mendapat manfaat tertentu mereka juga mendapat manfaat tertentu," kata Thomas.

Untuk menghadapi era perdagangan bebas, para petani Indonesia akan dibina sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian serta meningkatkan daya saing. Ia pun berjanji, pemerintah akan membuka pasar ekspor produk dalam negeri, seperti Eropa, Australia, dan Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement