Selasa 25 Mar 2014 08:57 WIB

'Harga LNG Tak Mungkin Turun'

Rep: Elba Damanhuri/ Red: A.Syalaby Ichsan
KIlang LNG (ilustrasi)
KIlang LNG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOL -- Harga jual LNG hingga beberapa tahun ke depan diperkirakan tidak akan turun seperti yang diinginkan negara-negara konsumen. Risiko investasi, pembangunan infrastruktur, dan risiko-risiko pasar lainnya tidak memungkinkan terjadinya penurunan harga tersebut.

"Dengan banyaknya proyek-proyek dan investasi LNG yang masuk, jelas tidak akan menurunkan biaya," kata Vice President ExxonMobil Gas And Power Marketing, Rob S Franklin, di Seoul, Selasa (25/3).

Pada 2001 dan 2010,  kata dia, ada 60 proyek LNG yang mewakili total produksi sekitar 80 juta ton per tahun. Investasi yang dikeluarkan untuk proyek-proyek itu mencapai 20 miliar dolar AS.  Karena itu, harga LNG sulit diturunkan.

Negara-negara konsumen LNG mengharapkan perubahan struktur harga dan kontrak LNG yang lebih fleksibel. Mereka berharap para produsen tidak terus menaikkan harga jual LNG yang selama lima tahun terakhir telah naik sampai 170 persen.

Permintaan negara-negara konsumen itu mengemukakan pada Konferensi dan Pameran Gastech ke-42 di Seoul. Konferensi ini diikuti sekitar 2.000-an eksekutif dan CEO migas dari seluruh dunia dan ratusan perusahaan terkait. Konferensi berakhir pada Kamis (28/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement