REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar 14 poin menjadi Rp11.310 dibanding sebelumnya Rp11.324 per dolar AS.
"Tren penguatan rupiah kembali berlanjut setelah mengalami tekanan pada perdagangan kemarin (18/3)," kata analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa Indonesia yang memiliki fundamental ekonomi positif masih menjadi daya tarik bagi pelaku pasar untuk menempatkan aset-asetnya di dalam negeri.
Situasi itu akan kembali membuka ruang penguatan mata uang domestik. Apalagi, lanjut dia, situasi politik menjelang pemilu cukup kondusif sehingga pasar tidak khawatir akan terjadi gejolak.
Pada tahun pemilu ini, menurut dia, pasar mulai mengekspektasikan bahwa kebijakan pemerintah yang baru nanti akan sesuai dengan harapan di sektor investasi.
"Namun, tetap waspadai potensi koreksi yang bersifat harian atau jangka pendek," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan bahwa faktor domestik masih cukup dominan untuk mendukung penguatan rupiah lebih lanjut terhadap dolar AS.
"Di luar fundamental ekonomi yang positif, besarnya ekspektasi pasar terhadap salah satu tokoh calon presiden masih menjadi perhatian utama pasar," kata dia.