Rabu 19 Mar 2014 01:50 WIB

Kurang Edukasi, Pengusaha di Indonesia Tak Paham IPO

Rep: Friska Yolandha/ Red: Hazliansyah
Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto
Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengaku belum begitu paham dengan proses go public. Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan, perlu lebih banyak edukasi dan sosialisasi dari regulator untuk memperkenalkan keuntungan dan manfaat IPO bagi perusahaan di Indonesia.

"Kadin adalah sumber untuk mendapatkan emiten. Yang penting adalah penyuluhan karena banyak yang belum memahami manfaat masuk ke pasar modal," kata Suryo di Jakarta, Selasa (18/3).

Perusahaan swasta juga perlu disosialisasikan insentif-insentif yang akan diperoleh jika melepas sahamnya di pasar modal Indonesia. Hal seperti ini akan menjadi daya tarik bagi perusahaan.

Potensi anggota Kadin yang bisa menjadi perusahaan publik cukup tinggi. Namun persepsi sulitnya masuk bursa menjadi hambatan anggota Kadin untuk masuk ke pasar modal.

Hal senada diungkapkan Ketua Asosiasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya Rama Datau. Banyak pengusaha HIPMI yang belum paham aturan teknis untuk menjadi perusahaan terbuka. Apalagi, pengusaha yang ada di HIPMI adalah pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM). 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut keluhan ini. OJK akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan peran pasar modal bagi ekonomi nasional. Hal ini bertujuan agar ekonomi nasional tidak hanya bergantung pendanaan dari perbankan. Pasar modal memiliki potensi yang sama besarnya, apalagi di tengah pengetatan likuiditas perbankan. 

"Komitmen kami adalah ingin memperdalam pasar modal, tidak hanya perusahaannya tapi juga investor," kata Muliaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement