REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Penanaman modal atau investasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, setiap tahunnya mengalami peningkatan sekitar 10 persen.
Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) Syafriwan ketika dikonfirmasi, Minggu mengatakan, meningkatnya investasi ini telah mendorong peningkatan perekonomian daerah ini secara siginifikan.
Kemajuan perekonomian ini ditunjang oleh investasi di sektor pertanian, pertambangan dan migas.
Ia mengatakan, meningkatnya investasi ini merupakan hal baik, karena dengan semakin banyaknya pelaku usaha di Tanjabar berpengaruh baik terhadap pertumbuhan perekonomian.
"Bahkan pergerakan meningkatnya perekonomian di daerah berjuluk 'Bumi Serengkuh Dayung Serentak Ke Tujuan ini' merupakan salah satu yang tertinggi di Provinsi Jambi," kata Syafriwan.
Ia menjelaskan, pada 2010 pertumbuhan ekonomi Tanjabar hanya 6,68 persen, padahal sebelumnya (2009) sempat 7,15 persen," ujarnya.
Pada 2011, perekonomian Tanjabar kembali menjadi 7,25 persen dan pada 2012 menjadi 7,55 persen.
"Hampir semua sektor mengalami kenaikan. Pemkab memprediksi, pada tahun ini pertumbuhannya melebihi angka sebelumnya," katanya.
Peningkatan investasi tersebut, menurut Syafriwan, mayoritas terjadi pada sektor industri pengolahan sektor perkebunan, pertambangan dan migas.
Untuk tahun ini sudah ada beberapa investor yang akan menamamkan modalnya, antara lain akan membangun pelabuhan minyak kelapa sawit (CP0), pelabuhan batu bara, dan migas.
"Ada dua perusahaan yang saat sudah mengurus izin," ujarnya.
Sementara itu, untuk usaha di bidang migas, ada bebebrapa investor yang melakukan pengembangan sumur-sumur gas seperti Petro, Hexindo, Ranhil, dan Fan Orien. Mereka disebut (KKS) kontraktor kerja sama.
Untuk itu, Pemkab Tanjabar sesuai komitmennya memberikan kemudahan dalam memberikan izin.
"Ini memang menjadi kewajiban Pemkab, memberikan jaminan keamanan bagi investor yang berusaha di Tanjabar," tambah Syafriwan.