Rabu 26 Feb 2014 17:59 WIB

Menparekraf Yakin Tuslah Penerbangan Tidak Ganggu Pariwisata

 Sejumlah Pesawat melakukan pengecekan sebelum melakukan penerbangan di Bandara Sultan Hasanudin, Makasar, Kamis (13/2). (Republika/Adhi Wicaksono)
Sejumlah Pesawat melakukan pengecekan sebelum melakukan penerbangan di Bandara Sultan Hasanudin, Makasar, Kamis (13/2). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biaya tambahan penerbangan atau tuslah tiket pesawat (surcharge) untuk penumpang kelas ekonomi mulai diberlakukan hari ini, Rabu (26/2). Meski ada biaya tambahan, kondisi ini diharapkan tidak terlalu berdampak pada tingkat perjalanan wisatawan, terutama wisatawan nusantara.

"Mudah-mudahan tidak akan terlalu berpengaruh," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu usai menjadi keynote speaker dalam seminar Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) bertajuk 'Geo Politik Pariwisata Indonesia 2014 dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015', Rabu (26/2) siang, di Jakarta.

Biaya tambahan diberlakukan karena mahalnya harga avtur dan suku cadang akibat pelemahan nilai tukar rupiah.

"Kita harus maklumi," kata Marie.

Maskapai penerbangan, sebut Marie, pasti akan menyediakan berbagai program khusus untuk mengimbangi kenaikan itu.

"Saya lihat low cost carier pasti akan punya program khusus dan menarik untuk mengimbangi kenaikan ini," ujar Marie.

Pemeberlakuan biaya tambahan tidaklah permanen. Peraturan tersebut akan dievaluasi setiap tiga bulan sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement