Selasa 25 Feb 2014 16:53 WIB

Apel Impor Resahkan Petani, DPR Minta Importirnya Diusut

Apel paling baik dimakan beserta kulitnya.
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Apel paling baik dimakan beserta kulitnya.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komisi IV DPR-RI Habib Nabiel Fuad Almusawa meminta, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengusut impor apel, yang belakangan meresahkan petani apel di Malang, Jawa Timur.

"Mengusut impor apel tersebut salah satu bentuk kepedulian dan tanggapan Kemendag atas aksi petani apel Malang," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dalam keterangan persnya kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa.

"Pengusutan terhadap impor apel tersebut juga sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap petani apel kita dari serbuan apel dari Cina," lanjut legislator asal daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan (Kalsel) itu.

Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat (Jabar) itu mempertanyakan, mengapa bisa terjadi impor, ketika stok komoditas lokal sejenis di pasaran dalam negeri masih banyak tersedia.

"Bila impor apel ternyata ilegal, segera tindak para pelakunya dan buat antisipasi agar tidak terulang," tandas wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu.

Keterangan pers politisi PKS yang kembali mencalon anggota DPR-RI lewat dapil Kalsel I itu menanggapi aksi demo sekitar 200 petani Apel Malang asal Malang di depan Kantor Kemendag Jalan Ridwan Rais Jakarta, Senin (24/2).

Ia mengungkapkan, dalam aksi tersebut para petani apel mengeluhkan harga Apel Malang yang terus turun karena tidak mampu bersaing dengan apel impor asal Cina yang berlimpah di Malang.

"Harga apel lokal tersebut jatuh menjadi Rp2.500/kilogram di tingkat eceran. Karena harga yang tidak lagi menarik itu, para petani besar mengalihfungsikan lahan mereka untuk penggunaan lain atau membiarkan terlantar," ungkapnya.

Menurut dia, mereka datang jauh-jauh dari Malang, berkorban tenaga, waktu dan biaya yang tidak sedikit.

"Hal itu artinya, permasalahan apel impor sudah demikian parah dan sudah mengganggu pendapatan mereka. Menteri Perdagangan (Mendag) mestinya segera bertindak untuk menyelamatkan mereka," tandasnya.

"Memang Mendag masih baru dan masih harus adaptasi, tapi ini kesempatan bagi Mendag yang baru untuk membuktikan patriotisme dan keberpihakan pada petani dan pedagang Nusantara," lanjutnya.

"Kita berharap, Mendag sekarang jangan seperti Mendag yang lalu, yang terus-menerus kebobolan, dalam menjaga atau mengatur tata niaga dalam negeri," kata Habib Nabiel.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement