Rabu 19 Feb 2014 18:40 WIB

BII Fokus Kembangkan Ritel dan Business Banking

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
BII
Foto: Prayogi/Republika
BII

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) akan mendorong segmen ritel dan business banking. Tujuannya, untuk mendukung bisnis perusahaan di tengah tekanan ekonomi. Sementara, segmen korporasi atau global banking akan sedikit ditahan.

Direktur Keuangan BII Thila Nadason mengatakan, perseroan akan fokus di dua segmen yang tumbuh cukup baik tersebut. "Kredit korporasi akan fokus ke industri dan nasabah tertentu," kata Thila, Rabu (19/2).

Perseroan lebih selektif dalam menyalurkan kredit tahun ini. Karena BII mencatat kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) akibat perlambatan ekonomi makro. Per Desember 2013, NPL BII naik dari 0,81 persen menjadi 1,55 persen.

Thila mengatakan, kenaikan NPL disebabkan oleh naiknya suku bunga acuan dan inflasi yang tinggi. Dampak ini membuat sejumlah pembiayaan nasabah bermasalah. Dampaknya baru terasa di kuartal III dan IV.

Perseroan juga mendorong penggunaan digital banking dan mempertajam fiturnya. "Kami ingin meningkatkan jumlah transaksi dan nasabah melalui sistem elektronik," kata Thila.

Untuk sistem teknologi, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar 20-25 juta dolar AS. Jumlah ini hampir sama dengan belanja modal IT tahun lalu, yaitu di kisaran 30 juta dolar AS.

BII menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 17-20 persen. Dana pihak ketiga (DPK) diharapkan tumbuh di kisaran yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement