REPUBLIKA.CO.ID, KAMOJANG – PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang (PGE-AK) telah beroperasi selama 30 tahun. Namun, tidak pernah ditemui ada kasus penutupan sumur geothermal karena dianggap kering.
Ahli Geosains PGE-AK Tommy H mengatakan, cadangan geothermal di sumur Kamojang masih bisa terus dieksplorasi hingga puluhan tahun ke depan. “Sulit diprediksi kapan akan habis. “Ada kondisi kompleks yang menjadi penyebabnya,” kata dia, Senin (17/11).
Secara alami, sambung Tommy, sumur-sumur panas bumi mempunyai sistem natural refine (penyulingan alami). Untuk sumur PGE-AK, rata-rata natural refine-nya sebesar 3-7 persen per tahun. Saat ini terdapat 88 sumur di seluruh wilayah kerja PGE-AK.
Ia juga mengatakan PGE-AK memiliki suatu sistem manajemen khusus menjaga energi panas Bumi ini tetap bisa dimanfaatkan sehingga refine-nya bisa ditekan seminimal mungkin. “Di Kamojang, belum pernah terjadi penutupan sumur geothermal,” tegasnya.
Manajer Layanan Umum PGE-AK Asep Rudayat menambahkan, secara ekologis sumur geothermal Kamojang tidak berdampak terhadap lingkungan. “Dampak lingkungan secara ekologis tidak ada yang signifikan. Tidak ada pula dampak negatif terhadap masyarakat sekitar.”
Geothermal, kata Asep, adalah salah satu sumber energi panas Bumi yang tidak memerlukan lahan yang luas. Jika berhasil mengebor salah satu sumur, maka tidak perlu mengebor sumur baru di lokasi lain. Sumur yang telah dibor sebelumnya masih bisa dimanfaatkan.
“PGE-AK tidak mengambil material secara terus menerus. Berdasarkan pengalaman, belum pernah ada geothermal yang tutup karena sumurnya sudah tidak aktif,” ujarnya.