REPUBLIKA.CO.ID, Devisa Sumatera Utara dari karet pada 2013 turun 10,91 persen dari 2012 atau menjadi 2,100 miliar dolar AS akibat turunnya harga ekspor.
"Tahun 2012, nilai ekspor karet dan barang dari karet masih bisa sebesar 2,357 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Rabu.
Penurunan devisa dari karet itu berpengaruh besar pada nilai ekspor Sumut secara total di tahun lalu mengingat komoditas itu tiap tahun menjadi penyumbang terbesar kedua setelah sawit.
Tahun lalu, total devisa Sumut turun 7,66 persen atau menjadi 9,597 miliar dolar AS.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah menyebutkan, harga ekspor karet di tahun 2013 memang tren melemah dampak permintaan yang sepi.
"Harga ekspor yang melemah itu juga masih berlangsung hingga awal tahun 2014 yang juga sebagai dampak permintaan sedikit di tengah stok di pasar yang cukup banyak,"katanya.
Harga karet jensi SIR20 di bursa Singapura pada tanggal 4 Februari 2014 misalnya masih dituup 1, 869 dolar AS per kg untuk pengapalan Maret dan bahkan untuk April lebih rendah lagi atau 1,883 dolar AS.
Dengan harga ekspor yang tren melemah dewasa ini dan permintaan yang masih sepi dampak perekonomian China yang juga turun, ada prakiraan harga bisa bertahan murah dan itu meresahkan eksportir dan petani.