REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia mengumumkan hampir 2,5 miliar warga dunia tidak memiliki akses ke industri perbankan. Kebanyakan warga ini, menurut Bank Dunia, berasal dari negara-negara miskin dan berkembang yang tersebar di lima benua.
"Jumlah ini sama dengan separo penduduk dewasa dunia," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam penjelasannya di situs Bank Dunia, Selasa (4/2).
Tidak mengherankan, kata Jim, jika perang global melawan kemiskinan masih menemui hambatan serius terkait masalah ini. Jumlah penduduk miskin masih banyak dan sehari-hari mereka hanya mencari uang untuk menutup kebutuhan sehari-hari.
Kim menyerukan langkah akses universal kaum miskin pada dunia perbankan. Upaya-upaya ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang dilakukan Muhammad Yunus di Bangladesh atau membentuk dan menyebarkan bank-bank tanpa cabang di seluruh penjuru dunia.
Untuk mencapai tujuan ini, Bank Dunia menegaskan, peran pemerintah tidak bisa sendiri. Kelompok swasta juga harus dilibatkan sehingga gerakan melawan kemiskinan bisa dilakukan secara bersamaan. "Ini yang kita sebut sebagai inklusi finansial," kata Kim.