REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs euro menguat terhadap dolar AS pada Kamis (23/1) atau Jumat (24/1) pagi WIB, terangkat lebih tinggi. Para analis menilai penguatan euro ini didorong data ekonomi zona euro yang menunjukkan pemulihan zona euro sedang meningkat.
Euro dibeli pada level 1,3692 per dolar AS, naik dari posisi Rabu (22/1) 1,3544 dolar AS. Namun, mata uang Eropa turun sedikit terhadap yen menjadi 141,49 yen dari posisi sebelumnya 141,59 yen.
Dolar AS juga melemah terhadap mata uang Jepang, menjadi 103,34 yen dari posisi sebelumnya 104,54 yen. "Euro menguat menyusul data ekonomi yang kuat dari zona euro," kata Eric Viloria, ahli strategi mata uang di Wells Fargo Securities.
Euro reli karena laporan yang diawasi ketat menunjukkan aktivitas sektor swasta di zona euro mencapai tertinggi 31-bulan pada Januari ketika pemulihan sedang mengumpulkan kecepatan di blok 18-negara tersebut.
Markit Economics mengatakan Indeks Pembelian Manajer (PMI) Komposit Zona Euro untuk Januari naik menjadi 53,2 poin dari 52,1 poin pada Desember, kenaikan bulanan ketujuh berturut-turut. Peningkatan ini merupakan tingkat pertumbuhan tercepat sejak Juni 2011, Markit mengatakan, dan membawa ekonomi lebih jauh ke wilayah positif.
Sementara itu, yen sebagai mata uang safe-haven diuntungkan karena saham AS merosot menyusul laporan lemah aktivitas manufaktur China dan laba perusahaan AS yang lesu. "Yen Jepang menguat terhadap sebagian besar mitra utama karena pelaku pasar mengurangi selera mereka terhadap aset-aset berisiko," kata David Song analis mata uang di DailyFX.
Dolar AS juga merosot terhadap mata uang Swiss menjadi 0,8975 franc Swiss dari posisi sebelumnya 0,9115 franc pada Rabu (22/1). Sementara kurs poundsterling terhadap dolar AS 1,6637, menguat dari tingkat sehari sebelumnya pada 1,6569 poundsterling per dolar AS.