REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat Ekonomi dan Perbankan dari Universitas Indonesia Muslimin Anwar memperkirakan, perekonomian global memasuki awal 2014 menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dimotori oleh Amerika Serikat dan Jepang, disertai adanya sinyal pemulihan ekonomi di kawasan Eropa, China dan India.
Perbaikan ini diperkirakan dapat berlanjut sampai akhir tahun 2014 sehingga mencapai kisaran perkiraan 3,2-3,4 persen, lebih baik dari capaian tahun 2013 yang diprediksi hanya 2,9 persen. Perbaikan ekonomi global tersebut diharapkan dapat menopang ekonomi Indonesia ke depan, baik dari jalur perdagangan maupun jalur keuangan, kata Muslimin Anwar, Minggu.
Tanda-tanda pemulihan ekonomi global itu, kata dia, juga terlihat dari rilis laporan Global Economic Prospect pada 14 Januari 2014, yang disampaikan oleh Bank Dunia yang merevisi naik estimasi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2014.
Pada rilis laporan tersebut, Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2014 mencapai 3,2 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi World Bank pada bulan Juni 2013 yaitu 3 persen (yoy), dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan selama tahun 2013 yang menurut World Bank mencapai 2,4 persen.
Ekonomi negara berkembang diproyeksi tumbuh pada tahun ini sekitar 5,3 persen meningkat dibandingkan pada tahun 2013 yang sebesar 4,8 persen, katanya.
Dia menambahkan, ekonomi Amerika Serikat diproyeksikan tumbuh 2,8 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2013 yang mencapai 1,8 persen.
Dia mengatakan, prospek membaiknya perekonomian negara AS juga dibuktikan oleh rilis data indeks manufakturing wilayah New York untuk bulan Januari 2014, tercatat menggembirakan mencapai 12,5 atau lebih tinggi dibandingkan estimasi konsensus yang sebesar 3,5.
Kegiatan ekonomi dunia yang membaik juga akan terlihat dari volume perdagangan dunia yang diprakirakan meningkat, harga komoditas global yang menurun pada tahun 2013 diprakirakan "rebound" di tahun ini sehingga akan berdampak positif terhadap ekspor komoditas Indonesia, katanya.
Harga minyak dunia diprakirakan akan turun seiring dengan kemungkinan tambahan pasokan minyak mentah di AS sehingga dapat mendorong turun harga minyak dunia mendekati 100 dolar AS per barel dengan catatan tidak terjadi gangguan geopolitik yang biasanya terjadi di timur tengah, katanya.
Seiring dengan kondisi ekonomi global yang diprakirakan membaik pada tahun 2014 ini, maka kinerja ekonomi domestik diperkirakan akan semakin membaik pula. Ekspor akan melaju seiring dengan permintan dunia yang meningkat.
Seiring dengan itu pula, impor juga akan tumbuh kencang meskipun tidak tebih tinggi dari pertumbuhan ekspor.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 diprakirakan tumbuh pada kisaran 5,9-6,1 persen dengan didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi, selain ekspor.
"Hal yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan konsumsi pemerintah yang diprakirakan melambat dibandingkan tahun 2013 akibat efisiensi belanja negara yang akan ditempuh pemerintah sepanjang tahun 2014 ini," katanya menambahkan.