Kamis 16 Jan 2014 11:49 WIB

Jatim Sumbang 16 Persen Pendapatan Nasional

Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Menteri Keuangan Mohammad Chotib Basri menyatakan, Provinsi Jawa Timur kini termasuk daerah terpenting di Indonesia, karena sekitar 16 persen dari seluruh pendapatan nasional bersumber dari Jawa Timur.

"Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 6,2 persen, melebihi pertumbuhan rata-rata ekonomi nasional," kata Mohammad Chotib Basri saat menjadi pembicara kunci dalam seminar "Perkembangan Ekonomi dan Fiskal Terkini" yang digelar Kementerian Keuangan di Pamekasan, Kamis.

Oleh karenanya, pemerintah memberikan perhatian serius untuk Jawa Timur, dan salah satunya melalui peningkatan wawasan melalui seminar saat ini, serta perbaikan infrastruktur di Jawa Timur, termasuk yang ada di Pulau Garam Madura.

Menteri menjelaskan, tanda-tanda kemajuan ekonomi di Jawa Timur, termasuk di Madura sudah mulai terlihat, salah satunya kemacetan arus lalu lintas.

"Macet, tanda-tanda aktivitas ekonomi mulai jalan. Tanpa ekonomi yang lebih baik, orang tidak mungkin bisa beli mobil," katanya.

Tentu lama-lama kemacetan itu memang akan menjadi persoalan, sehingga perlu perbaikan infrastruktur. "Ini memang tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab daerah, tetapi juga provinsi dan pemerintah pusat," katanya.

Menkeu juga menjelaskan, sebenarnya perhatian pemerintah tidak hanya melakukan pembangunan infrastruktur, akan tetapi juga dalam berbagai jenis layanan sosial.

Program yang saat ini sedang dilaksanakan pemerintah adalah jaminan kesejatan nasional melalui lembaga khusus, yakni BPJS. Khusus untuk peningkatan program layanan sosial ini, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp19,4 triliun, termasuk program jaminan kesehatan melalui BPJS.

Menurut Chatib, kebijakan yang dilakukan pemerintah, sebenarnya merupakan langkah maju, sebab warga yang diikutsertakan dalam program ini lebih banyak dari negara maju.

"Negara maju seperti Amerika itu hanya memberikan janinan sosial 45 juta orang, di Indonesia 86,4 juta jiwa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement