Kamis 09 Jan 2014 20:20 WIB

Perbankan Apresiasi Bertahannya BI Rate

Rep: Satya Festiani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan perbankan mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) menahan BI Rate pada level 7,5 persen. Langkah tersebut sesuai dengan harapan perbankan. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, bertahannya BI Rate sesuai dengan harapannya.

Dengan ditahannya BI Rate, BCA akan mengamati pergerakan dana masyarakat. "Baru nanti akan menetapkan apakah perlu naik, atau tetap bunga dana dan kredit kita," ujar Jahja, Kamis (9/1). Jahja mengatakan dengan mengetatnya likuiditas di pasar, tanpa kenaikan BI Rate, suku bunga sudah akan naik.

Namun menurutnya, secara fundamental BI Rate seharusnya naik 100 basis poin (bps). Hal yang mendorong hal tersebut adalah inflasi yang tinggi dan kurs yang melemah.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk, Achmad Baiquni, mengatakan bahwa BRI menanggapi positif langkah yang dilakukan BI. "Tipikal kalau BI Rate naik maka suku bunga naik," ujar Achmad. Suku bunga simpanan akan meningkat karena likuiditas mengetat. Pada akhirnya suku bunga kredit pun harus ditingkatkan karena biaya tinggi.

Achmad mengatakan di tengah suku bunga kredit yang tinggi, kredit memang masih berjalan. Tetapi jika bermasalah, rasio kredit bermasalah (NPL) akan bertambah dan akan mengakibatkan masalah.

Wakil Presiden Direktur PT Bank Permata Tbk Herwidayatmo mengatakan, dengan ditahannya BI Rate, BI telah mempertimbangkan semua hal berkaitan dengan kondisi perekonomian negara dengan cukup baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement