REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis (9/1) pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 12.205 per dolar AS.
"Menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) nilai tukar rupiah bergerak stabil, pelaku pasar dan pengamat ekonomi mengindikasikan bahwa suku bunga acuan (BI rate) tidak naik atau tetap di level 7,5 persen," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (9/1).
Menurut dia, tetapnya level BI rate itu menyusul masih positifnya data-data ekonomi domestik seperti neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus, inflasi masih terkendali, dan meningkatnya cadangan devisa Indonesia.
Ia menambahkan pelaku pasar juga masih mencermati seberapa agresif bank sentral AS (the Fed) melakukan pengurangan stimulus keuangannya (tapering off). "Rupiah akan terbatas, pelaku pasar menanti proses tapering the Fed," katanya.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan, nilai tukar rupiah bergerak stabil terhadap dolar AS meski dibayangi keluarnya dana asing (capital outflow) dari Indonesia. "Rupiah masih akan stabil dalam jangka menengah di level Rp 12.050-Rp 12.300 per dolar AS," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa data Badan Pusat Statisttik (BPS) yang dirilis pada awal Januari masih dinilai positif oleh pelaku pasar, diharapkan dapat menahan tekanan mata uang rupiah lebih dalam. Sementara itu, pada pukul 09.45 WIB mata uang rupiah melemah tipis 10 poin menjadi Rp 12.215 per dolar AS.