Rabu 08 Jan 2014 16:34 WIB

Tapering Off Akan Picu BI Naikkan BI Rate?

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat menilai langkah Bank Sentral AS, the Federal Reserve (the Fed), memangkas nilai stimulus moneternya menjadi 10 miliar dolar AS akan memicu Bank Indonesia (BI) untuk menaikan BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) besok. Tapering off dinilai akan membuat rupiah tertekan.

Ekonom PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII), Juniman, mengatakan untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah, BI akan menaikan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). "Kenaikan dilakukan untuk mengantisipasi tapering off," ujar Juniman, Rabu (8/1).

Ekspektasi inflasi yang meningkat juga akan melatarbelakangi BI dalam menaikan BI Rate. Juniman mengatakan ekspektasi inflasi pada Januari akan meningkat karena kenaikan harga gas elpiji. Pelemahan rupiah juga membuat produsen menaikan harga barang dan jasa.

Selain kedua hal tersebut, BI pun ingin menurunkan defisit transaksi berjalan. "Hal yang paling krusial sekarang adalah BI pastikan defisit transaksi berjalan turun ke tingkat stabil lebih cepat," ujar dia.

Tekanan defisit masih terasa kendati defisit transaksi berjalan telah menyusut dari sebelumnya 4,4 persen terhadap PDB (9,9 miliar dolar AS) pada triwulan II-2013 menjadi 3,8 persen terhadap PDB (8,4 miliar dolar AS) pada triwulan III.

Juniman mengatakan defisit transaksi berjalan memicu BI menaikan BI Rate karena pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan fiskal untk mengerem masalah tersebut. Ia bahkan menilai kebijakan yang telah diambil pemerintah belum memperlihatkan tanda-tanda pelaksanaan yang efektif.

"Seharusnya sisi pemerintah memang melakukan balancing. Tapi pemerintah tidak efektif, maka BI lakukan stabilisasi sendiri," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement