REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah hingga mencapai Rp 12.048 per dolar AS pada Selasa pagi, disebabkan oleh tingginya permintaan dolar AS dari korporasi untuk membayar kewajiban utang.
"Biasanya akhir tahun permintaan dolar AS meningkat, karena kebutuhan perusahaan untuk membayar utang kewajibannya meningkat," ujarnya di Jakarta, Selasa (17/12).
Hatta meyakini Bank Indonesia tidak akan membiarkan terjadinya depresiasi terlalu dalam dan nilai rupiah kembali mencerminkan kondisi sesuai fundamental, meskipun perekonomian saat ini menghadapi tantangan eksternal terkait potensi tapering off.
Ia meminta agar seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga defisit neraca transaksi berjalan, sebagai upaya memberikan ketenangan kepada pelaku pasar keuangan serta memperkuat pondasi internal, agar volatilitas rupiah tidak tinggi.
"Bank Indonesia ada di pasar, rupiah nanti akan mencerminkan fundamentalnya. Yang perlu dijaga adalah bagaimana mengatasi current account deficit. Ini adalah pekerjaan yang harus dilakukan," kata Hatta.