REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO) Roberto Azevedo mengatakan, masa depan WTO dipertaruhkan di Bali, jika WTO tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah yang tersisa di Doha.
Saat di Doha kata Roberto, masalahnya sudah hampir selesai dan WTO hampir menemukan jalan keluar. Tetapi pertemuan itu akhirnya gagal, begitu juga dengan pertemuan di Jenewa. Kali ini kata Roberto, peluang untuk mencapai kesepakatan antara negara-negara anggota WTO terbuka lagi.
"Kita semua berharap penyelesaian Doha dapat kita tuntaskan di Bali," katanya. Dari 10 paket yang disusun di Jenewa sebut Roberto, negara berkembang. yang dapat manfaat paling besar.
Menurutnya, sebenarnya dari paket keseluruhan tidak ada pertentangan antara negara maju dan berkembang, sehingga penyelesaiannya tinggal menunggu kesepakatan saja. Hanya berita buruknya, teks-teks belum seluruh ditandatangani.
"Kita gagal di Jenewa, padahal sudah dekat sekali. Kalau gagal lagi di Bali, kita akan mengecewakan pebisnis di dunia, orang miskin, para petani dan negara-negara berkembang secara keseluruhan. Tiga hari kedepan ini, kata mau kompromi atau tidak," katanya.