Selasa 03 Dec 2013 16:14 WIB

Program Menabung BI Berhasil Tambah 5 Juta Rekening Baru

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah buku tabungan (ilustrasi).
Foto: Antara//M Risyal Hidayat
Sejumlah buku tabungan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Bank Indonesia (BI) terus mendorong edukasi menabung kepada pelajar Indonesia melalui program Gerakan Indonesia Menabung (GIM). Gerakan ini menargetkan penambahan rekening baru sebanyak 3 juta rekening di 2013.

"Sampai hari ini penambahannya sudah sampai 5 juta rekening baru, melebihi target akhir tahun," kata Direktur Stabilitas Sistem Keuangan Bank Indonesia Mulya Siregar pada seminar internasional literasi keuangan yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/12).

GIM merupakan program BI yang diharapkan dapat meningkatkan melek keuangan di kalangan pelajar. BI berambisi edukasi keuangan harus dilakukan sedini mungkin melalui kegiatan menabung.

Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat pada produk keuangan menjadikan edukasi literasi menjadi sangat penting. Edukasi harus dimulai sejak dini untuk membiasakan anak dengan produk keuangan sehingga mereka dapat mengelola keuangan dengan baik.

Literasi keuangan sangat penting dalam menciptakan stabilitas sistem keuangan. Literasi keuangan akan menciptakan efisiensi yang pada akhirnya mengarah pada stabilitas. Stabilitas sistem keuangan merupakan kondisi yang merepresentasikan kekuatan sistem finansial nasional.

Survei yang dilakukan BI menunjukkan kesadaran akan literasi keuangan sudah in line dengan level pendidikan. Semakin tinggi pendidikan, semakin besar pula pengetahuan seseorang akan produk keuangan.

Akan tetapi, kesadaran ini tumbuh dari promosi. Mulya mengatakan, promosi harus dibarengi dengan edukasi tentang sistem keuangan dan produk keuangan yang dibutuhkan. "Kalau promosinya tidak dengan latar belakang pendidikan, ini akan berbahaya untuk edukasi keuangan," ujar Mulya.

Mulya menambahkan, edukasi keuangan memerlukan komitmen yang kuat oleh seluruh pemangku kepentingan, baik regulator maupun pelaku usaha. Perbankan perlu menjadikan literasi keuangan bukan sekadar program amal, tetapi menjadi bagian dari bisnis perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement