REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Perekonomian Provinsi Jambi berdasarkan hasil Kajian Ekonomi Regional (KER) Bank Indonesia pada Triwulan III tahun ini masih tercatat sebagai daerah dengan pertumbuhan tertingi di Sumatera.
"Pertumbuhan ekonomi Jambi secara makro di regional Sumatera, masih tertinggi dari daerah lain, yang tumbuh sebesar 7,59 persen," kata V Carlusa Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, dalam rilis pers, Sabtu.
Namun, perekonomian Jambi pada Triwulan III ini melambat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 8,32 persen.
Menurut Carlusa, meskipun begitu, Provinsi Jambi berada di posisi kelima tertinggi di seluruh provinsi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,62 persen dan Sumatera mencapai 4,84 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Jambi bertumpu pada sektor primer 46,38 persen, diikuti sektor jasa-jasa 36,78 persen, dan sektor sekunder 16,84 persen," ujar V Carlusa.
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah, namun diikuti pertumbuhan investasi yang masih tinggi, konsumsi rumah tangga yang masih terjaga, serta membaiknya kinerja ekspor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Jambi tetap tinggi.
Selain itu, kinerja perbankan pada triwulan ini secara umum menunjukkan peningkatan, baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit.
"Loan to Deposits Ratio atau LDR perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 251 bps menjadi 118,53%," tulisnya.
Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp28.538,63 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat 4,11% (qtq) menjadi Rp23,138 triliun, sementara DPK meningkat 1,91% (qtq) menjadi Rp19,52 triliun, jelas Carlusa.
Menurut dia, kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yang masih di bawah ketentuan 5 persen yaitu sebesar 2,25 persen.
"Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran mengalami peningkatan. Aliran kas masuk Bank Indonesia Jambi mencapai Rp1,453 triliun atau meningkat 40,85 persen, sementara aliran kas keluar mencapai Rp2,605 triliun atau meningkat 54,79 persen.
Dengan demikian terjadi kenaikan net outflow yang cukup signifikan yaitu dari Rp 651,27 miliar pada Triwulan II-2013 menjadi Rp1,151,94 triliun pada Triwulan III-2013 atau naik sebesar 76,88 persen (qtq), jelasnya.
Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring menurun sebesar 3,79 persen dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,472 triliun. Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15,88 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.