Rabu 20 Nov 2013 05:37 WIB

Jelang Pertemuan Nuklir Iran Harga Minyak Dunia Bervariasi

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak dunia bervariasi pada Selasa (Rabu pagi WIB), menjelang perundingan antara negara-negara besar dan Iran atas sengketa program nuklir Teheran.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember di New York Mercantile Exchange, berakhir naik 31 sen menjadi 93,34 dolar AS per barel setelah jatuh ke serendah 92,43 dolar AS selama sesi.

Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari kehilangan 1,58 dolar AS menjadi menetap pada 106,92 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Harga minyak terus bergerak dekat ujung bawah rentang terbaru mereka dengan kenaikan dibatasi oleh prospek kemajuan dalam perundingan Iran tentang program nuklirnya," ujar analis CMC Markets Michael Hewson di London.

"Harga minyak AS juga diperdagangkan di dekat tingkat terendah lima bulan karena perkiraan bahwa persediaan akan tetap tinggi, sementara penurunan tingkat pertumbuhan oleh OECD belum membantu."

Departemen Energi AS (DoE) akan menerbitkan laporan persediaan minyak mingguannya pada Rabu waktu setempat.

Stok minyak mentah telah meningkat tajam selama delapan minggu berturut-turut dan analis memperkirakan kenaikan lain sekitar 700.000 barel pada minggu terbaru.

Para dealer juga menunggu pertemuan Rabu di Jenewa tentang program nuklir Iran yang disengketakan, setelah upaya untuk meraih kesepakatan awal bulan ini gagal.

Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Prancis dan Jerman -- yang secara kolektif dikenal sebagai kelompok P5+1 -- akan bertemu dengan para pejabat Iran untuk mencari jalan keluar sekitar kebuntuan.

"Peristiwa utama untuk minggu ini adalah negosiasi Iran/P5+1 yang akan dimulai besok," kata analis Olivier Jakob di konsultan Petromatrix.

"Ini akan menyediakan beberapa kejelasan tentang jadwal untuk langkah berikutnya dan jangka waktu yang kita perlu untuk mempertimbangkan beberapa keringanan resmi pada sanksi ekspor minyak."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement