REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memprediksi harga ekspor minyak sawit mentah (CPO) akan terus meningkat menyusul melonjaknya permintaan untuk persediaan menjelang akhir tahun 2013 dan memasuki awal 2014. "Harga ekspor CPO diperkiraan bisa menembus 950 dolar AS per metrik ton, naik dari harga CPO pekan ini yang bergerak pada kisaran 917,5 dolar AS per metrik ton," kata Ketua Umum DMSI, Derom Bangun di Medan, Selasa (19/11).
Menurut Derom, perkiraan kenaikan harga komoditi tersebut dipicu antaralain penurunan produksi CPO akibat anomali cuaca. Produksi CPO yang biasanya mencapai 2,5 juta metrik ton per bulan, diperkirakan bisa merosot hingga hanya sekitar 2,2 juta ton.
Meski begitu ia menjelaskan, di sisi lain harga CPO juga bisa semakin menguat jika penggunaan biodiesel di dalam negeri semakin banyak seperti yang direncanakan pemerintah. Peningkatan penggunaan biodiesel di Indonesia sudah diberlakukan mulai September 2013.
Meningkatkan harga ekspor juga mendorong naiknya harga tandan buah segar (TBS) di pabrikan berkisar Rp 1.267 per kg-Rp 1.777 per kg. Untuk mendukung agar petani tetap berminat bertanam sawit, harusnya pengusaha pabrikan memberikan harga ideal atau sesuai dengan harga ekspor.
Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Asmar Arsjad menyebutkan harga TBS memang sedang memasuki tren naik. "Sudah hampir satu bulan harga TBS naik dan itu menyenangkan petani," katanya.
Asmar mengakui, harga jual di petani memang sering terlambat mengikuti harga jual di pasar dengan berbagai alasan seperti mutu buah yang kurang bagus. "Makanya Apkasindo terus berupaya meningkatkan mutu TBS petani agar harga jualnya mahal," katanya.