REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai mampu melewati dampak krisis global yang terjadi belakangan ini, sesuai dengan pengalaman ketika berhasil mengatasi krisis ekonomi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
"Ekonomi Indonesia rentan terhadap krisis seperti yang terjadi tahun 1998, 2005, 2008 dan kini krisis ekonomi AS dan sejumlah negara Eropa. Kita masih terus berupaya lepas dari dampaknya," kata Dirut PT Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, saat berbicara pada 'Mandiri Investment Forum 2013' di Jakarta, Senin (11/11).
Namun menurut Budi, di satu sisi ekonomi nasional tetap beruntung, karena Indonesia memiliki para bankir, ekonom, dan bank sentral yang memiliki pengalaman luas, sehingga selalu dapat mengatasi dampak yang lebih dalam dari krisis-krisis tersebut. Ia menjelaskan, dengan pengalaman-pengalaman tersebut pemerintah bisa dan mampu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya untuk meredam gejolak ekonomi, namun sekaligus dapat menopang pertumbuhan ekonomi.
Untuk itulah ditambahkan Budi, pemerintah diyakini tetap berbuat sesuatu demi mengatasi krisis. "Kami meyakini krisis yang terjadi belakangan ini juga akan dilewati," ujarnya.
Ia berharap bahwa krisis yang terjadi belakangan ini tidak lebih buruk dibandingkan krisis yang terjadi pada tahun 2008. Budi memprediksi, dari sisi tingkat inflasi juga diharapkan tidak melebihi 11 persen, seperti yang terjadi ketika krisis 2008.
Sama halnya dengan IHSG yang sempat terpuruk, secara perlahan kembali menguat, termasuk nilai tukar rupiah yang mulai stabil. "Sedangkan sektor perbankan, kami menilai masih bisa bertahan, tercermin dari kinerja keuangan yang terus membaik hampir seluruh perbankan nasional," ucapnya.