Kamis 31 Oct 2013 11:05 WIB

Indonesia Tawarkan Investasi Sapi Potong ke Cina

Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Indonesia menawarkan sejumlah investasi bidang tanaman pangan, hortikultura dan peternakan termasuk pengembangan sapi potong kepada Cina. Staf Ahli Menteri Pertanian Prabowo Respatio Caturroso dalam pertemuan dengan Sekjen Pusat ASEAN-Cina Ma Mingqiang dan para pengusaha Cina di Beijing, Rabu (30/10) malam mengatakan Indonesia masih sangat membutuhkan teknologi untuk pengembangan tanaman pangan, hortikultura dan peternakan.

"Kami masih membutuhkan teknologi yang efektif dan efisien bagi pengolahan CPO, karet, coklat dan pengembangan sapi potong," ujar Parbowo dihadapan para pengusaha Cina.

Ia mengemukakan saat ini Indonesia membutuhkan daging sapi sekitar 500 ribu ton per tahun, dan 500 ekor setiap tahun. "Namun, karena Indonesia masih memberlakukan UU No18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menekankan impor daging didasarkan pada 'country-based', maka kami hanya menawarkan Cina untuk investasi pengembangan sapi potong di Indonesia," paparnya.

Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing Marolop Nainggolan mengatakan investasi pengembangan sapi potong oleh Cina, pada awalnya akan mengutamakan benih sapi dari dalam negeri. "Jadi kami ambil bibitnya dari dalam negeri seperti NTB atau NTT, kami kembangkan dengan investasi teknologi dari Cina. Lahan nanti kami yang tentukan," ungkapnya.

Sementara Sekjen Pusat ASEAN-China Ma Mingqiang menuturkan, ASEAN, khususnya Indonesia dan Cina adalah kekuatan besar di kawasan masing-masing yang saling melengkapi. "Karenanya ACC sangat 'concern' untuk menjalin kerja sama dan hubungan baik kedua pihak terutama di bidang investasi, perdagangan, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata," ujarnya.

Ma Mingqiang menegaskan pihaknya senantiasa mendorong investor Cina untuk menanamkan modalnya di mancanegara, khususnya negara-negara ASEAN, terutama Indonesia. "Kami bahkan komitmen untuk memfasilitasi untuk mencari mitra dagang, mitra investasi di Cina yang dapat dipercaya dan kapabel bagi negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia," katanya.

"Kami juga komitmen untuk terus mendorong jumlah kunjungan turis Cina ke ASEAN, antara lain dengan mempromosikan setiap potensi daerah tujuan wisata masing-masing negara ASEAN secara bergantian dan rutin di China dan sekitarnya," tambah Mingqiang.

Guna menjaring investor Cina dalam pengembangan tanaman pangan, hortikulura dan peternakan sapi potong, Kementerian Pertanian RI membawa 43 perwakilan dari tujuh propivinsi dengan potensi investasi yang beragam yakni kelapa sawit ( Sumatra Utara dan Riau ), kakao (Nanggroe Aceh Darusallam dan Sumatra Barat), sapi potong (Sumatra Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua Barat), CPO (Papua) dan Jagung (Sumatra Selatan). Pertemuan dilanjutkan dengan pertemuan masing-masing perwakilan provinsi dengan 31 pengusaha dari 23 perusahaan di Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement