REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Upaya Inggris mengambil bagian menguntungkan dari keuangan syariah akan meningkat saat ibukota Inggris, London, menjadi tuan rumah 'World Islamic Economic Forum (WIEF)' ke-9 bulan ini. Ini adalah kali pertama WIEF diselenggarakan di luar negara Muslim.
WIEF yang diadakan pada 29 hingga 31 Oktober bisa memberikan kesempatan penting bagi London untuk mempromosikan kepercayaan kepada investor Islam. "Kami ingin menjadi yang terkemuka dalam sektor keuangan syariah di luar dunia Muslim," kata Wakil Walikota London, Edward Lister seperti dikutip The National, Rabu (16/10).
Berkaca pada penyelenggaraan WIEF ke-8 tahun lalu di Malaysia, kegiatan tersebut mampu menarik lebih dari 2.100 peserta dari 86 negara. Seperti dikutip The Financial Times, perhelatan WIEF tersebut menyebabkan Malaysia sukses melakukan penandatanganan kontrak senilai lebih dari 9 miliar dolar AS.
"Konferensi ini merupakan kesempatan baik bagi London untuk mengambil peran lebih lanjut serta kesempatan bagi lembaga keuangan syariah untuk mempromosikan diri ke pasar non Muslim," ucap Ahli Keuangan Syariah di Sekolah Bisnis dan Keuangan London, Sahar Ata.
Pemerintah Inggris berusaha menjadikan London sebagai pusat jasa keuangan syariah. Krisis keuangan global pada 2008 dan ketidakpastian yang menyertai pergolakan Arab Spring tidak melunturkan antusiasme pasar. "Inggris berada di posisi baik di industri yang telah tumbuh dramatis dalam beberapa tahun terakhir," kata dia.
Ata mengatakan adanya 22 lembaga keuangan yang menawarkan produk keuangan syariah dan 30 firma hukum yang memiliki keahlian di sektor ini, membuat London mempunyai modal untuk menjadi pusat keuangan syariah dunia Barat. "Tapi belakangan negara-negara Eropa telah merambah sektor ini sehingga ada kompetisi," ujarnya.
Analis memperkirakan aset global berbasis syariah saat ini mencapai 1,7 triliun dolar AS dan terus tumbuh setiap tahunnya. Ini lantas menjadi proposisi menarik untuk sektor layanan keuangan Inggris. Kelompok penekan sektor keuangan Inggris, TheCityUK mengatakan aset keuangan syariah global saat ini lebih besar dari tahun lalu sebesar 1,2 triliun dolar AS. Jika dibandingkan tiga tahun lalu, aset keuangan syariah naik 50 persen dari 2010, dimana pada saat itu asetnya hanya 812 miliar dolar. AS. "Ini merupakan pertumbuhan kuat pasca krisis keuangan global 2008. Kemampuan pasar keuangan syariah menghadapi krisis adalah salah satu poin terbesar yang menjadi nilai jual," ucap Ata.
Menteri Senior Negara di Kantor Asing dan Persemakmuran Inggris, Baroness Sayeeda Warsi mengatakan sektor keuangan syariah tumbuh signifikan sehingga Inggris harus melakukan lebih untuk mempromosikan industri perbankan syariah. "London dapat menarik lebih banyak investasi ke Inggris," ucapnya.