REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan kenaikan penjualan batu bara hingga September 2013 sebesar 17 persen menjadi 13,24 juta ton. Direktur Utama PTBA Milawarma mengungkapkan sekitar 53 persen dari total penjualan tersebut merupakan penjualan ekspor. "Porsi ekspor naik dari 45 persen," kata Milawarma kepada wartawan usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (10/10).
Ekspor PTBA sepanjang 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 36 persen menjadi 7,02 juta ton. Dari total ekspor tersebut, sekitar 31,9 persen diekspor ke Taiwan. Sisanya diekspor ke India, Malaysia, Cina, Jepang, dan Vietnam.
Sejauh ini PTBA masih memiliki surplus dari selisih kurs. PTBA mencatat porsi pendapatan ekspor mencapai 60 persen. Sedangkan pengeluaran berkisar 30-35 persen. Selisih ini, menurut Milawarma akan menaikkan revenue. Namun demikian perseroan tidak merevisi target internal. "Saat ini masih positif, tapi kalau kurs naik berkepanjangan akan berdampak pada operasional. Karena impor barang kami masih dalam bentuk dolar," kata Milawarma.
Milawarma menyebutkan volume penjualan PTBA tersebut merupakan kontribusi dari volume produksi dan pembelian batubara periode sembilan bulan pertama 2013, yaitu naik 13,27 juta ton. Volume produksi batu bara perseroan naik sembilan persen. PTBA mencatat produksi tersebut berasal dari unit tambang Tanjung Enim sebesar 12,47 juta ton dan sisanya pembelian dari pihak ketiga.
Hingga akhir tahun perseroan menargetkan pertumbuhan volume baik penjualan maupun pendapatan sebesar 25 persen. Target ini didorong oleh penyelesaian pelabuhan Tarahan yang akan mampu melayani kapal berkapasitas 150-200 ribu ton. Hal ini diharapkan meningkatkan daya saing perseroan di antara negara pengekspor batu bara. "Saat ini masih 80 ribu ton," ujar Milawarma.