Jumat 04 Oct 2013 16:19 WIB

RI-Jepang Sepakat Renegosiasi Kerja Sama Ekonomi

Rep: Fitria Andayani/ Red: Nidia Zuraya
 Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (paling kiri) berjabat tangan dengan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono jelang pertemuan bilateral kedua negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/1).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (paling kiri) berjabat tangan dengan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono jelang pertemuan bilateral kedua negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Investasi Jepang di Indonesia diperkirakan akan mencapai 3 miliar dolar AS hingga akhir tahun ini. Sejumlah perusahaan Jepang akan melipatgandakan investasinya di Indonesia.

Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, investasi Jepang di Asia Tenggara dan Indonesia telah menjadi mesin pertumbuhan di kawasan tersebut. Merujuk pada pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan (MP3EI) yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada 2011 dan Prioritas Area Metropolitan untuk investasi dan industri (MPA) yang telah menjadi bagian dalam MP3EI, kedua belah pihak memandang pentingnya mempromosikan kerja sama untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Dalam pertemuan Hatta dan Menteri Koordinator bidang Perdagangan dan Perindustrian Jepang di Bali, Jumat (4/10), di tengah perhelatan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), dibahas situasi terkini kedua negara dan kerja sama dalam infrastruktur, investasi, serta peningkatan iklim bisnis di Indonesia. "Indonesia dan Jepang sepakat melakukan evaluasi dan renegosiasi kembali terhadap sejumlah perjanjian yang telah disepakati kedua negara sebelumnya, seperti soal antidumping dan perbaikan iklim investasi," katanya.

 

Di bidang infrastruktur, kedua belah pihak menyepakati bahwa penggunaan teknologi Jepang sangat penting dalam bidang efisiensi untuk batubara termal pembangkit listrik, pengembangan listrik panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, dan sistem transmisi terkait untuk daya dan pengembangan energi. Kedua pihak juga menegaskan untuk melanjutkan usahanya dalam memperdalam kerja sama untuk memastikan pasokan listrik yang stabil dan terpercaya.

 

Indonesia dan Jepang juga menyetujui pelaksanaan pelatihan industri otomotif di setiap kawasan industri sebagai bagian dari program pengembangan sumber daya manusia di bawah MP3EI. Kedua pihak juga sepakat mengkaji kembal Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang sudah berlangsung selama tiga tahun sejak Agustus 2008.

 

Selain itu, menyambut baik pendandatanganan dokumen bilateral dalam Joint Crediting Mechanism (JCM) pada Agustus lalu. Pelaksanaan JCM akan memberikan kontribusi kepada lingkungan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta pencegahan terhadap pemanasan global.

Untuk memfasilitasi investasi Jepang, pemerintah akan memangkas perizinan secara agresif dan segera meluncurkan daftar negatif investasi (DNI) terbaru. Indonesia menginginkan Jepang untuk menanamkan investasinya tidak hanya di Jawa namun juga di provinsi lainnya. Selain itu, menginvestasikan dananya di industri hilir untuk bijih mineral.

 

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menyatakan, sejumlah perusahaan asal Jepang telah menunjukkan minatnya untuk menginvestasikan modal di Indonesia. Selain itu, perusahaan Jepang yang telah ada di Indonesia juga akan kembali berinvestasi dan meningkatkan investasinya di Indonesia.

 

“Ini karena mereka melihat bahwa Indonesia memiliki pasar yang besar dan merujuk pada keuntungan yang telah mereka peroleh selama ini selama berinvestasi di Tanah Air,” ujarnya. Kebanyakan investasi berasal dari industri otomotif.

 

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI Muhammad Lutfi menyatakan, sejumlah perusahaan omomotif yang akan melipatgandakan kapasitasnya di Indonesia adalah Honda, Suzuki, Daihatsu, dan Nissan. Menurutnya, pada akhir 2015 nanti, kapasitas produksi perusahaan tersebut di Indonesia akan sama dengan Thailand.

 

Meskipun untuk produksi suku cadang baru 14 persen. “Oleh karena itu, kami akan mendorong mereka untuk masuk juga ke industri pendukung,” katatanya, Menurutnya, investasi Jepang ke Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2011 nilainya baru 700 juta dolar AS, kemudian meningkat menjadi 1,5 miliar dolar AS oada 2012, dan pada tahun ini sebesar 2,4 miliar dolar AS.

 

Hingga semester pertama 2013, realisasi investasi yang masuk sudah mencapai 2,3 miliar dolar AS. Sehingga akhir tahun ini, diperkirakan nilai investasi Jepang di Indonesia bisa mencapai 3 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement