Jumat 04 Oct 2013 12:25 WIB

Pertumbuhan Asuransi Umum Indonesia Melambat

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Asuransi (Ilustrasi)
Foto: wepridefest.com
Asuransi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja pertumbuhan asuransi umum Indonesia mengalami perlambatan. Hingga semester pertama 2013, premi bruto asuransi umum mencapai Rp 20,8 triliun, tumbuh 10,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar.

Sementara, pada semester I 2012, premi bruto asuransi tanah air sebesar Rp 18,9 triliun atau tumbuh 12,2 persen dari semester pertama 2011. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor mengatakan pertumbuhan industri asuransi berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jika perekonomian mengalami gangguan, maka otomatis industri asuransi pun mengalami gangguan. Begitu pula yang terjadi di Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi Indonesia mengalami koreksi, ini berdampak pada perlambatan pertumbuhan asuransi umum," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Julian Noor di kantornya, Jumat (4/10).

 

Pertumbuhan terbesar pada premi bruto secara nominal dicapai oleh lini asuransi harta benda dengan kenaikan Rp 948 miliar atau tumbuh 18,3 persen. Sementara itu, klaim bruto pada semester I 2013 tercatat sebesar Rp 7,67 triliun, tumbuh 1,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan klaim tertinggi tercatat pada lini usaha asuransi kendaraan bermotor yang mengalami kenaikan klaim bruto sebesar Rp 419 miliar.

Kepala Bidang Statistik, Teknologi Informasi, Riset dan Analisa AAUI Budi Herawan mengakui memang terjadi perlambatan dalam hal pencapaian produksi di asuransi umum Indonesia. Asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meleset dari 6,5 persen menjadi sekitar 5,9 persen turut berdampak pada pertumbuhan asuransi umum tanah air. "Namun melihat kondisi itu, pertumbuhan 10,2 persen asuransi umum masih bisa dibilang cukup baik," kata dia.

AAUI menargetkan pertumbuhan 15 persen hingga akhir tahun. "Berdasarkan observasi, kami optimis pertumbuhan itu tercapai," ucap Budi.

Dia mengatakan loss ratio di semester I 2013 masih cukup baik. Loss ratio mencatat pertumbuhan lebih keciil dibanding periode yang sama pada 2012 yakni 36,2 persen. Prosentase terbesar tercatat pada lini usaha asuransi penerbangan sebesar 64,6 persen. Hal ini lebih disebabkan karena penurunan perolehan premi dari satelit.

Budi mengatakan pangsa asuransi umum Indonesia didominasi kendaraan bermotor. Ini menjadi catatan khusus walaupun penjualan kendaraan bermotor di kuartal II agak menurun. Namun ternyata, kata Budi, di semester II 2013, penjuualan kendaraan bermotor mengalami kenaikan. "Di Jawa Tengah, penjualan kendaraan bermotornya luar biasa, bahkan bisa saja menyusul DKI. Kami optimis penjualan kendaraan bermotor yang besar ini membuat target pertumbuhan kami di akhir tahun tercapai," ucapnya.

Reasuransi umum mengalami pertumbuhan signifikan yakni 62,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Premi bruto reasuransi umum pada semester I mencapai Rp 1,75 triliun. Pertumbuhan signifikan terjadi pada lini bisnis harta benda 56,4 persen. Sementara klaim reasuransi tumbuh 3,7 persen menjadi Rp 76,2 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement