Rabu 02 Oct 2013 13:45 WIB

'Swasembada Pangan Harus Seratus Persen'

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang berjualan sembako di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pedagang berjualan sembako di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kartel masih membayangi ketahanan pangan di negara ini. Agar kondisi ini tak berlarut, maka pemerintah perlu mengumpulkan keberanian untuk melaksanakan swasembada pangan sepenuhnya. "Jangan sisakan tempat untuk kartel, swasembada pangan harus seratus persen," ujar pengamat pertanian dari UIN Syarif Hidayatullah, Iskandar Andi Nuhung, Rabu (2/10).

Kartel menurutnya akan selalu memprioritaskan keuntungan bisnis dan mengacuhkan kepentingan nasional. Dunia perdagangan menurutnya merupakan medan perang dimana pihak yang kuat akan keluar menjadi pemenang.

Pelaku kartel merupakan orang-orang cerdas yang penuh perhitungan. Karakter demikian menurut dia hanya bisa dilawan dengan cara-cara yang cerdik. "Untuk produk-produk seperti pangan, tidak perlu ditawar lagi. Kita harus seratus persen swasembada dengan cara apa saja," katanya.

Lebih jauh ia melihat bahwa banyak anggaran dihabiskan untuk hal yang tidak perlu. Sedangkan anggaran untuk membangun pertanian hanya Rp 17 triliun, dimana harus mengakomodir kebutuhan pangan 70 persen penduduk Indonesia. Lalu untuk kredit perbankan, hanya 20 persen yang dialokasikan untuk kredit pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement