REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada akhir pekan sore bergerak menguat ke posisi Rp 11.330 per dolar AS, menyusul belum adanya keputusan penambahan batas atas (plafon) utang Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (27/9) sore menguat nilainya sebesar 65 poin menjadi Rp 11.330 dibanding sebelumnya (26/9) di posisi Rp 11.395 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pergerakan mata uang dolar AS cederung melemah seiring belum adanya keputusan kongres di AS mengenai anggaran fiskalnya. Menurutnya, kongres harus segera menaikkan plafon utang AS untuk menghindari gagal bayar (default) surat utang Amerika Serikat pada pertengahan Oktober mendatang.
"Ekspektasi pasar adalah 'tapering' (pengurangan) stimulus keuangan AS tetap akan terjadi, meskipun waktu pelaksanaannya masih menjadi pertanyaan, arahnya sudah jelas. Sementara dalam gambaran yang lebih luas, fokus pelaku pasar sedang bergeser kembali ke perdebatan anggaran AS, yang membayangi saham dan investasi," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan laju nilai tukar rupiah kembali berada di area positif terhadap dolar AS, setelah dalam beberapa hari terakhir menunjukkan pelemahan. Meski demikian, ia menambahkan masih adanya sentimen dari potensi pengurangan stimulus keuangan AS dan batas plafon utang (debt ceiling) AS masih membatasi penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.532 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.573 per dolar AS.