Rabu 25 Sep 2013 15:25 WIB

Tarik Investor Korsel, Indonesia Buka Kantor Pusat Investasi di Seoul

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Berbagai makanan khas Korsel dijual di pasar tradisional Gwangjang Seoul.
Foto: Foto-foto: Ai Melani
Berbagai makanan khas Korsel dijual di pasar tradisional Gwangjang Seoul.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Indonesia akan membuka kantor pusat investasi di Seoul, Korea Selatan. Kantor pusat ini diharapkan dapat meningkatkan promosi kedua negara, terutama untuk promosi investasi. "Kantor pusat ini diharapkan dapat memberikan info penting bagi pengusaha Korea untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pertemuan The Third Joint Commitee Meeting antara Indonesia and Republik Korea, Rabu (25/9).

Outstanding investasi Korea di Indonesia sejak 1967 mencapai 9,95 miliar dolar AS. Nilai ini setara dengan 287 proyek. Sedangkan sejak awal tahun hingga Juni 2013 realisasi investasi Korea mencapai 1,228 miliar atau setara dengan 350 proyek.

Korea termasuk negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Korea merupakan negara yang berinvestasi terbesar keempat di Indonesia.Dengan pembangunan pusat informasi investasi di Seoul, Hatta mengharapkan kedua negara dapat membangun lebih banyak kerja sama di bidang yang lebih bervariasi seperti semen, ban, perkapalan, pesawat dan sebagainya.

Pembukaan pusat investasi ini juga diharapkan dapat mendorong kedua negara mencapai target investasi. Seperti diketahui, kedua negara setuju menargetkan volume investasi sebesar 50 miliar dolar AS pada 2015 dan 100 miliar dolar AS pada 2020. Di tengah kondisi ekonomi yang masih fluktuatif, Indonesia mengapresiasi komitmen Korea untuk melakukan investasi di Indonesia. Pemerintah menyiapkan empat paket kebijakan ekonomi untuk merespon gejolak ekonomi global. Paket ini juga dibuat untuk menjaga investasi di Indonesia tetap terjaga.

Investasi terbaru Korea di Indonesia adalah pembangunan pabrik ban Hankook Tire di Cikarang. Nilai pembangunan pabrik tersebut mencapai 350 juta dolar AS. Dalam waktu dekat Korea juga akan membangun pabrik baja di Indonesia. Pembangunan ini melibatkan perusahaan baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk dan perusahaan asal Korea Pohang Steel Corporation (Posco). "Pabrik baja Posco adalah tonggak investasi besar dalam MP3EI," kata Hatta.

Pascapembangunan pabrik Posco, Indonesia akan mengembangkan industri yang menggunakan pelat baja sebagai bahan bakunya, yaitu seperti perkapalan, mesin, dan lain-lain. Industri baja yang dikembangkan bersama Posco juga diharapkan dapat mengembangkan industri kereta api di Indonesia, terutama rel. Pasalnya di tahun mendatang industri ini akan sangat dikonsumsi, ujar Hatta.

Menteri Industri dan Energi Korea Yoon Sang-jick mengungkapkan perampungan pabrik Hankook dan rencana pembangunan pabrik Posco merupakan hasil kerja sama yang ideal antara Indonesia dan Korea. Korea secara konsisten akan meningkatkan investasinya sehingga hubungan kedua negara akan semakin meningkat. "Hubungan persahabatan Indonesia sudah berusia 40 tahun. Di Korea, usia tersebut dinilai telah cukup matang dan tidak goyah oleh keadaan apapun," ujar Yoon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement