REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik tetap menyakinkan masyarakat bahwa proyek panas bumi (geothermal) bermanfaat sebagai energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik. "Lihatlah geothermal di Jawa Barat, bagus sekali dan ramah lingkungan. Itu tidak merusak lingkungan. Itu sudah saya lihat sendiri. Kalau ada yang kurang setuju saya ajak lihat," katanya usai menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Energi ASEAN di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (25/9).
Menurut dia, kehidupan di sekitar proyek geothermal tidak akan terganggu dengan keberadaan proyek energi panas bumi itu. "Sekitar geothermal bisa hidup semuanya karena itu bukan gas melainkan uap air yang dibor kemudian menjadi panas magma," tambahnya.
Untuk melancarkan proyek tersebut di sejumlah daerah di Tanah Air, pihaknya berjanji akan memberikan kemudahan dalam perizinan termasuk tarif. "Kalau menteri dimintai izin energi terbarukan harus cepat. Setelah itu mereka (pengembang) ajukan ke daerah. Kemudian pemda harus cepat," katanya menteri kelahiran Singaraja, Buleleng itu.
Meski demikian, tak jarang pembangunan proyek geotermal mendapat penolakan dari masyarakat karena beragam alasan. "Masyarakat harus cepat iya (setuju). Menteri sudah sepat, tetapi tahu-tahu tidak setuju. Misalnya geotermal, jangan ditakut-takuti rakyatnya," ucapnya.
Upaya menyakinkan masyarakat itu, seakan menekankan terhadap kelanjutan proyek di Bedugul, Kabupaten Tabanan. Sebelumnya penolakan pembangunan geotermal tersebut memang telah lama terjadi di Pulau Dewata.
Sejumlah komponen masyarakat mulai tokoh agama, anggota dewan termasuk Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menolak proyek di Bedugul, Kabupaten Tabanan yang dimulai pembangunannya sejak tahun 1995 itu. Proyek tersebut dinilai tidak sesuai dengan adat dan budaya di Bali karena lokasinya merupakan kawasan suci.
Dengan adanya geotermal di Bedugul, Pulau Dewata diharapkan bisa mendapatkan tambahan pasokan listrik berkapasitas 150-200 megawatt dengan kebutuhan listrik saat ini sekitar 600 megawatt dan pada masa mendatang diperkirakan mencapai sekitar 1.000 megawatt.