REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International, produsen mobil berkonsep low cost green car (LCGC), Toyota Agya dan Daihatsu Ayla, siap untuk mengekspor mobil yang diharapkan menjadi andalan produk Indonesia itu. "Secara produksi kami siap. Kami memiliki pabrik dengan kapasitas produksi Agya dan Ayla hingga 10 ribu unit per bulan," kata Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor Sudirman MR di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta.
Sudirman mengatakan sudah ada pembicaraan mengenai ekspor Agya dan Ayla bersama pemerintah. Kepada pemerintah, Sudirman mengaku PT Astra International sudah menjajaki 65 negara. "Sebanyak 65 negara itu tersebar di Asia Tenggara, Asia, Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin. Ada beberapa negara yang menjadi peluang besar meskipun mungkin perlu ada perubahan spesifikasi menyesuaikan pasar di negara tersebut," tuturnya.
Tentang peluang mengekspor Agya dan Ayla ke Thailand, salah satu negara di Asia Tenggara yang industri otomotifnya cukup maju, Sudirman mengatakan Astra tetap menjajaki. "Prospek ekspor ke Thailand tampaknya cukup baik karena sudah ada lampu hijau," ujarnya.
Terkait kemungkinan adanya pembebasan pajak ekspor dari pemerintah terhadap mobil LCGC, Sudirman mengatakan belum ada pembicaraan ke arah itu.
Sebelumnya, pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan mobil LCGC akan difokuskan kepada pasar ekspor. Di dalam negeri, konsep mobil itu sendiri menimbulkan kontroversi setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama melempar wacana menolak mobil murah itu karena dituding akan memperparah kemacetan di ibukota.