Senin 16 Sep 2013 14:28 WIB

Bulog Terapkan Prinsip Kemitraan dalam Menyalurkan Kedelai

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog terus berupaya mendorong produktivitas petani kedelai. Bulog berkomitmen membeli kedelai petani dan mendukung pengadaan berdasarkan prinsip kemitraan yang saling menguntungkan. "Ini baru tahap awal," ujar Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Senin (16/9).

Total kebutuhan pengrajin anggota Kopti sebanyak 21.900 ton per bulan. Bulog sejauh ini telah melakukan menyalurkan kedelai untuk Puskopti DKI Jakarta. Kedelai lokal ini dibeli dari petani di Aceh sebesar 24 ton. Selanjutnya, Bulog akan menyalurkan kedelai dengan bantuan Gakoptindo yang tersebar di 9 wilayah, yaitu Sumatra Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

Berdasarkan Surat Menteri Perdagangan RI Nomor 04.PI-57.13.0037 , Perum Bulog diberi izin untuk melakukan impor kedelai sejumlah 100 ribu ton. Kedelai impor ini bisa masuk melalui semua pelabuhan yang ada di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement