Senin 02 Sep 2013 15:08 WIB

BPS: Nilai Tukar Petani Alami Penurunan

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan dari 104,58 per Juli 2013 menjadi 104,32 per Agustus 2013.  Kepala BPS dalam temu pers di kantornya, Senin (2/9), mengatakan penurunan NTP diakibatkan oleh penurunan pada empat subsektor yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,3 persen, hortikultura 0,05 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,59 persen dan peternakan 0,19 persen. 

Sementara subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen.  "Penurunan pada empat subsektor itu dengan alasan telah memasuki musim gadu dikombinasikan dengan inflasi Agustus yang relatif tinggi.  Imbasnya, indeks yang diterima lebih kecil dibanding yang dibayar," ujar Suryamin. Sebagai gambaran, indeks harga yang diterima petani 157,04 dan indeks harga yang dibayar petani 150,54.

Dalam kesempatan yang sama, BPS juga mengumumkan perkembangan harga produsen gabah Agustus 2013.  Dibandingkan Juli 2013, harga gabah kering panen (GKP) di level petani naik 1,72 persen menjadi Rp 3.965,85 per kg. 

Sementara harga GKP di penggilingan Rp 4.040,37 per kg.  Sedangkan upah nominal harian buruh tani nasional Agustus 2013 naik dari Rp 41.900 pada Juli 2013 menjadi Rp 42.041 per hari.  Namun secara riil mengalami penurunan sebesar 0,62 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement