Senin 26 Aug 2013 15:09 WIB

Kedelai Naik, Perajin Tahu Akan Datangi Kemendag

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Perwakilan perajin tahu tempe Kabupaten Sukabumi akan mendatangi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa (27/8). Kedatangan perajin yang didampingi petugas Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperindagsar) ini untuk mempertanyakan kenaikan harga kedelai di pasaran.

‘’Rencananya, Selasa (27/8) besok kami akan ke Jakarta mendampingi para perajin tahu tempe,’’ ujar Kepala Bidang Perdagangan, Diskoperindagsar Kabupaten Sukabumi, Ela Nurlela, kepada ROL, Senin (26/8).

Dalam kesempatan tersebut akan disampaikan masalah tingginya harga kedelai yang menyulitkan usaha perajin tempe tahu di daerah.Sebelumnya, kata Ela, Diskoperindagsar juga telah menyampaikan surat kepada Kemendag untuk menyampaikan aspirasi serupa. Upaya ini dilakukan untuk menindaklanjuti keluhan perajin terkait harga kedelai.

Ela menambahkan, dari pantauan di pasar tradisional menyebutkan harga kedelai mencapai Rp 9.000 per kilogram. Padahal, harga kedelai sebelumnya hanya berkisar Rp 7.000 per kilogram.

Selain mendatangi Kemendag, ujar Ela, pemkab juga menjalin koordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Cianjur. Hal ini sesuai dengan regulasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 23 Tahun 2013 yang menyebutkan Bulog bertugas mengamankan harga kedelai.‘’Pemerintah harus serius membantu mengatasi masalah ini,’’ ujar Koordinator Komunitas Perajin Tahu Tempe Kabupaten Sukabumi, Dadang Jamaludin.

Jika tidak segera dikendalikan, maka perajin tempe tahu akan berhenti beroperasi.Menurut Dadang, kenaikan harga yang dipicu melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS ini seharusnya sudah diantisipasi sejak awal. Namun sayangnya, pemerintah tutup mata terhadap permasalahan ini.

Dari data Diskoperindagsar menyebutkan, jumlah perajin tahu tempe di Kabupaten Sukabumi mencapai sekitar 300 hingga 400 perajin. Ratusan perajin ini terancam usahanya karena kenaikan harga kedelai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement