REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), Iwan Jaya Azis, menyatakan saat ini hampir semua negara, termasuk Indonesia, terkena dampak krisis ekonomi global. Namun, menurut Iwan, kondisi Indonesia masih lebih baik dibandingkan India dan Thailand.
Karenanya, ia menyarankan pemerintah Indonesia untuk segera mengambil kebijakan yang tepat. "Kalau pemerintah tidak mengambil kebijakan yang hati-hati, bisa saja krisis 1998 terulang. Kebijakan ini macam-macam bentuknya, yang tujuannya untuk menghindari krisis," ujar Iwan saat ditemui dalam diskusi mengenai 'Financial Contagion and Spillover Implication on Financial Stability and Policy' di Jakarta, Kamis (22/8).
Menurut Iwan, Indonesia tidak bisa menghindari dampak yang ditimbulkan dari resesi ekonomi yang saat ini tengah melanda India dan Thailand. "Kondisi dunia saat ini semakin terkait, sehingga kalau satu (negara) sakit ya negara lain kena semua," ucapnya.
Meskipun demikian, ia mengaku tak bisa memprediksi seberapa besar potensi perekonomian Indonesia untuk masuk ke fase kritis. "Bergantung definisi kritis. Negara seperti Korea Selatan bahkan sudah mengalami masa sulit karena masalah keuangan. Utang rumah tangga di Korea Selatan lebih tinggi bila dibandingkan dengan utang Yunani," paparnya.
Saat ini, diakui Iwan, kawasan Asia bukan lagi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi global. Kondisi tersebut, menurutnya, tidak terlepas dari gonjang-ganjing sektor keuangan dan perlambatan ekonomi Cina.
Membaiknya kondisi ekonomi kawasan Asia, kata Iwan, sangat bergantung kepada kebijakan yang diambil Amerika Serikat. "Kan ini semua bersumber dari kemungkinan membaliknya kebijakan di AS," ujarnya.