REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia sedikit lebih tinggi pada Jumat (Sabtu pagi WIB) didorong oleh kekhawatiran meningkatnya kerusuhan di Mesir, yang terletak pada jalur penting Terusan Suez dan saluran pipa Sumed untuk mengalirkan minyak dari Teluk.
Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah 13 sen menjadi berakhir pada 107,46 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober ditutup di 110,40 dolar AS per barel, atau naik 94 sen.
Lee Chen Hoay, analis investasi di Phillip Futures, mengatakan kenaikan terjadi "karena kekhawatiran bahwa kekerasan di Mesir dapat mempengaruhi pengiriman minyak di sepanjang Terusan Suez atau menyebar ke seluruh Timur Tengah, di mana pasokan sudah menghadapi gangguan."
Meskipun Mesir bukan produsen minyak utama, Terusan Suez membawa sekitar 2,5 juta barel per hari, sekitar 2,7 persen dari pasokan minyak mentah global, dengan sebagian besar ditujukan untuk pasar Eropa.
Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney, mengatakan bahwa harga minyak sudah termasuk "premi risiko" karena investor tumbuh terbiasa dengan ancaman konstan dari gangguan pasokan di Timur Tengah. "Mesir jelas memiliki dampak pada harga, tetapi kenyataannya pembicaraan konstan tentang gangguan pasokan Timur Tengah telah hampir menjadi suara latar untuk para investor," katanya.