REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 cukup 5,7 persen. "Apindo realistis, dengan kondisi perekonomian dunia yang masih sama dan pengeluaran kita yang saat ini lebih banyak dari pendapatan maka pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan masih seputar 5,5 sampai 5,7 persen," kata Sofjan di Jakarta, Jumat (16/8).
Sofjan mengatakan bahwa tingkat konsumsi, terutama di industri, saat ini memang besar, sayangnya konsumsi berasal dari impor. "Itu yang menyebabkan kita saat ini besar pasak dari pada tiang," katanya.
Sofjan mengingatkan agar pemerintah tidak terlalu tinggi menargetkan pertumbuhan ekonomi, sebaliknya negara harus melakukan pengetatan anggaran terutama pada pos-pos anggaran rutin dan subsidi. "Intinya adalah jangan tambah hutang, jangan hanya demi menjaga pertumbuhan ekonomi yang bagus tapi karena meminjam, ketatkan saja budget, salah satu caranya jangan naikkan lagi gaji pegawai negeri sipil (PNS)," kata Sofjan.
Defisit anggaran saat ini, menurut Sofjan, sudah sekitar 2,3 persen padahal idealnya tidak lebih dari tiga persen. Sementara itu, sektor-sektor industri seperti makanan, farmasi, dan properti diperkirakan masih akan terus tumbuh sementara industri yang berbasis kekayaan alam akan mandeg. "Selain ada peraturan pemerintah tidak boleh menjual mineral mentah juga karena pasti akan ada kenaikan cost industri dan kenaikan bunga," katanya.