Selasa 13 Aug 2013 10:12 WIB

Dubai Selenggarakan KTT Ekonomi Islam Global

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Dubai akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ekonomi Islam Global pada 25 hingga 26 November mendatang. KTT tersebut akan mengumpulkan para pemikir terkemuka, pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dari untuk mendiskusikan masa depan industri ekonomi Islam senilai 4 triliun dolar AS.

Basis 1,6 miliar penduduk Muslim di seluruh dunia, menjanjikan pertumbuhan dan profitabilitas ekonomi Islam. Sayangya, sangat sedikit dialog transformatif yang telah dilakukan untuk menilai skala peluang dan tantangan dalam sektor tersebut. 

Pelaksanaan KTT akan dimulai dengan dialog kritis seputar pengembangan sektor terpadu ekonomi Islam, yang meliputi sektor jasa keuangan syariah, manufaktur dan gaya hidup halal. Diskusi akan berfokus pada enam pilar utama ekonomi Islam, yakni keuangan syariah, makanan halal, gaya hidup halal, pariwisata halal, pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan infrastruktur Ekonomi Islam.

Pembahasan keuangan syariah akan mencakup perbankan syariah, manajemen aset syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah, sukuk dan pasar modal syariah. Diskusi makanan halal mencakup pertanian, bahan dan manufaktur, ritel, logistik, penelitian dan pengembangan produk dan jasa makanan. Gaya hidup halal mencakup kosmetik, perawatan pribadi, farmasi, fashion, hiburan, seni dan desain serta media.

Kemudian pembahasan pariwissata halal meliputi perhotelan, wisata, pertemuan insentif konferensi dan pameran (MICE), serta kesehatan haji dan umrah.  Sementara itu diskusi pengembangan UKM mencakup teknologi dan inovasi, modal ventura pendanaan, inkubasi dan pelatihan. Diskusi infrastruktur terakhir meliputi pelatihan dan pendidikan, kepatuhan, standardisasi, penelitian, pemasaran konsumen Muslim, penelitian dan layanan pemerintah.

Menteri Urusan Kabinet Uni Emirat Arab, Mohammed Abdullah Gergawi mengatakan sebagai bagian dari inisiatif modal ekonomi Islam Dubai, konferensi tersebut menawarkan satu titik fokus dalam menyoroti peluang ekonomi Islam dunia. "Tidak ada tempat yang lebih baik untuk melakukannya daripada Dubai mengingat letak geografisnya dalam dunia ekonomi Islam serta titik pertemuan warga dari ratusan dunia dan puluhan budaya," kata dia, seperti dikutip Emirates 24/7, Selasa (13/8).

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Dubai, Abdul Rahman Saif Al Ghurair mengatakan sebagai tujuan bisnis dan liburan global yang terus meningkat, Dubai adalah pilihan ideal menjadi pusat ekonomi Islam. "UEA telah menjadi salah satu pasar perbankan syariah terbesar di wilayah ini. Kami melihat peluang besar untuk meningkatkan industri makanan halal, mengembangkan kebijakan perdagangan dan hukum komersial, dan pariwisata Islam di antara sektor lainnya," ujar Al Ghurair.

Managing Director Thomson Reuters untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Russell Haworth mengatakan KTT Ekonomi Islam Global akan menjadi platform ideal untuk mengeksplorasi ide-ide dan memulai dialog konstruktif untuk pertumbuhan dan perkembangan masa depan. Kepala Pasar Modal Syariah Thomson Reuters, Sayd Farook menambahkan munculnya ekonomi Islam sebagai paradigma ekonomi dapat membawa manfaat luar biasa bagi masyarakat di seluruh dunia.

"Dalam ekonomi global, iklim pencarian layanan pasar  baru syariah membawa sorotan segar ke dunia Muslim, terutama berkaitan dengan keuangan syariah dan makanan halal," ucapnya. Konvergensi industri syariah kemungkinan menjadi mesin pertumbuhan baru yang melibatkan dunia Muslim dan nonMuslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement