REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (13/8) pagi bergerak stagnan seiring pelaku pasar yang mengambil posisi menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga acuan (BI Rate) pada Kamis (15/8) mendatang. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 10.285 per dolar AS.
"Fluktuasi nilai tukar rupiah di pasar uang domestik cenderung mendatar terhadap dolar AS seiring dengan pelaku pasar uang menanti kebijakan BI rate pada pekan ini," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Selasa (13/8).
Menurut dia, jika BI rate kembali dinaikan diperkirakan dapat mendorong nilai tukar domestik kembali menguat terhadap dolar AS dikarenakan dapat meningkatkan imbal hasil (yield) di pasar obligasi sehingga minat investor terutama asing kembali tinggi untuk masuk ke pasar surat utang. "Saat ini besaran yield sekitar 7,2-7,3 persen, sementara inflasi di kisaran delapan persen, investor mengharapkan yield di atas besaran inflasi," kata Ruly.
Sementara itu, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan rupiah masih memiliki potensi penguatan seiring masih tingginya permintaan rupiah paska Lebaran. Selain itu, menguatnya nilai mata uang yen Jepang dan rupee India turut berimbas positif pada laju rupiah. Meski demikian, lanjut dia, cadangan devisa Indonesia yang cenderung turun juga menjadi perhatian pasar, ditengah rupiah yang juga memiliki potensi pelemahan terhadap dolar AS.