REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) mata uang rupiah terhadap mata uang dolar AS pada Jumat (2/8) pagi bergerak stabil meski dibayangi sentimen negatif domestik dan eksternal. Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 10.290 per dolar AS.
"Rupiah masih bergerak stabil meski potensi pelemahan masih cukup terbuka," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (2/8).
Reza menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah dibayangi sentimen negatif seiring rilis kenaikan inflasi dan masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia. "Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli mencapai 3,29 persen, lebih tinggi dari inflasi Juni yang hanya 1,03 persen. Secara year to date inflasi kalender 6,75 persen, dan dibanding periode sama tahun sebelumnya 8,61 persen yang disumbang bahan makanan dan transportasi," kata dia.
Ia mengatakan nilai tukar rupiah juga dibayangi sentimen eksternal yakni dari pelemahan mata uang euro jelang pertemuan ank sentral Eropa (ECB) yang mensinyalkan tetap menahan suku bunga rendahnya.
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan angka inflasi Juli yang dikeluarkan oleh BPS melesat jauh diatas perkiraan tertinggi ekspektasi analis, yakni 3,29 persen. "Tingginya angka inflasi salah satunya didorong kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi. Selain itu, kelompok pengeluaran lainnya yang naik adalah makanan jadi karena pelemahan nilai tukar rupiah," kata Lana.