REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah kembali bergerak melemah menjadi Rp10.280 per dolar AS pada Senin (29/7) pagi seiring masih minimnya sentimen positif di pasar uang. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp 10.280 dibanding sebelumnya di posisi Rp 10.270 per dolar AS.
"Mata uang rupiah masih rentan pelemahan dan mencoba menembus ke kisaran baru di atas level Rp10.300 per dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin (29/7).
Ia menambahkan Gubernur Bank Indonesia mengkhawatirkan angka inflasi Juli akan melewati proyeksi 2,34 persen atau 7,61 persen dibanding tahun sebelumnya pada periode sama dikarenakan naiknya harga bahan makanan yang diatas perkiraan pada awal bulan Juli lalu.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan pada grafik harian, beberapa indikator teknikal berada di area jenuh beli (overbought) terhadap dolar AS dapat menyediakan peluang penguatan untuk sementara waktu penguatan rupiah. "Meski demikian, pergerakannya masih terbatas. Sentimen pelemahan rupiah masih cukup kuat baik dari dalam negeri maupun eksternal," kata dia.
Ia menambahkan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan mengubah program pembelian obligasi pada pertemuan pekan ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran investor akan potensi pengurangan stimulus moneter Federal Reserve dalam waktu dekat. "Rupiah diproyeksikan diperdagangkan di kisaran Rp 10.235 hingga Rp 10.325 per dolar AS untuk hari ini," kata dia.