REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada Jumat (19/7) pagi kembali melemah menjadi Rp 10.140 per dolar AS seiring masih minimnya sentimen positif di pasar uang domestik. Nilai rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 95 poin menjadi Rp 10.140 dibanding posisi sebelumnya di Rp 10.045 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS seiring dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung melambat," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (19/7).
Ia menambahkan pernyataan salah satu pejabat pemerintah bahwa level Rp 10.000 per dolar AS bukanlah batasan psikologis menimbulkan asumsi bahwa pelemahan rupiah masih bisa berlanjut. "Selain itu, pernyataan Bank Indonesia (BI) bahwa inflasi Juli bisa akan lebih tinggi direspon negatif oleh pasar dikarenakan laju ekonomi domestik masih akan terbebani," kata dia.
Apalagi, ia menambahkan dari eksternal yakni ekonomi Cina yang juga mengalami perlambatan menambah sentimen negatif bagi mata uang Indonesia.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan nilai tukar domestik memiliki potensi penguatan menyusul langkah BI yang mengeluarkan instrumen Foreign Exchange (FX) swap facility. "BI untuk pertama kalinya melakukan lelang FX Swap yang direspon cukup positif," katanya.
Ia mengemukakan lelang itu mempunyai beberapa tujuan yakni penguatan operasi moneter BI untuk pengelolaan likuiditas valuta asing dan rupiah. Kemudian, sebagai instrumen lindung nilai (hedging) atas kebutuhan likuiditas valuta asing dan rupiah. Dan, mendorong pendalaman pasar melalui pembentukan harga yang efisien dan transparan, serta pengayaan instrumen.