REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah pada Kamis (18/7) pagi kembali bergerak melemah sebesar 30 poin seiring dengan pelaku pasar uang yang khawatir terhadap potensi pengurangan stimulus keuangan oleh bank sentral AS (The Fed). Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah menjadi Rp 10.060 dibanding posisi sebelumnya di Rp 10.030 per dolar AS.
"Dolar AS menguat terhadap rupiah pada pagi ini menyusul ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS akan mengurangi stimulus keuangannya pada tahun ini selama ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang sesuai harapan," kata analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (18/7).
Ia mengemukakan bahwa selama ekonomi AS tetap berada di jalur ekspansi moderat, rencana penurunan (tapering) stimulus keuangan akan tetap dilakukan The Fed dan mengarah pada penghentian stimulus di tahun depan.
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan jika data ekonomi AS menguat di atas perkiraan the Fed, maka pengurangan (tapering) besaran stimulus akan lebih awal dilakukan, tetapi jika sebaliknya maka the Fed akan menunda penurunan stimulus bahkan mungkin menambah jumlahnya. "Pernyataan itu dimaksudkan untuk mengurangi tekanan kenaikan suku bunga pinjaman yang bisa mengancam perlambatan ekonomi AS yang sedang melakukan ekspansi," kata dia.
Ia memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah di pasar uang domestik pada Kamis ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp 10.050-Rp 10.100 per dolar AS.