Rabu 17 Jul 2013 14:15 WIB

Defisit Transaksi Berjalan Pemicu Pelemahan Rupiah

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Rupiah
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Defisit neraca transaksi berjalan merupakan salah satu penyebab pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Rabu (17/7), masalah transaksi berjalan disebabkan harga komoditas yang turun, khususnya pada komoditas batu bara, karet, dan lain-lain. "Semuanya mengalami penurunan.  Nah ini yang harus kita jaga," ujar Hatta. 

Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal I 2013 mengalami defisit senilai 6,6 miliar dolar AS. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi kuartal IV 2012 dengan surplus senilai 3,2 miliar dolar AS. 

Beberapa waktu lalu seperti dikutip dari siaran pers BI, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A Johansyah menyatakan defisit kuartal I 2013 disebabkan oleh defisit yang terjadi pada transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial. Difi menjelaskan dari sisi defisit transaksi berjalan, terjadi perbaikan dari defisit 7,6 miliar dolar AS (3,5 persen dari PDB) pada kuartal IV 2012 menjadi defisit 5,3 miliar dolar AS (2,4 persen dari PDB).  Perbaikan ini bersumber dari meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan.

Selain harga komoditas, neraca transaksi berjalan juga disebabkan oleh tingginya impor minyak. Sebab dari sisi nonmigas, sebetulnya telah mengalmi surplus. "Akan tetapi tingginya deficit services dan negatif pada neraca migas, itu yang menyebabkan current account deficit kita tadi dilaporkan BI sudah tinggi," kata Hatta.

Oleh karena itu, Hatta menilai langkah BI dengan menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin dan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), berdampak positif. Walaupun memang, menurut Hatta pengaruh global masih cukup kuat tekanannya. "Tapi menurut saya respon kita sudah baik," ujarnya.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Rabu (17/7), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp 10.040.  Sejak akhir pekan lalu, rupiah terus melemah dari posisi Rp 9.980 pada Jumat (12/7) lalu ke titik Rp 10.024 pada Senin (15/7) kemarin dan Rp 10.036 pada Selasa (16/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement