Ahad 07 Jul 2013 14:15 WIB

Pelemahan Rupiah Tak Separah Mata Uang Negara Lain

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Mata uang Rupiah
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Mata uang Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresiasi atau pelemahan rupiah masih lebih rendah dibandingkan pelemahan mata uang di negara-negara lain di kawasan Asia. Bank Indonesia (BI) pun menilai depresiasi masih wajar sebab pelemahan rupiah masih lebih rendah.

Gubernur BI, Agus Martowardojo, mengatakan depresiasi rupiah mencapai 3,01 persen year to date (ytd). Negara-negara lain mengalami tekanan yang lebih besar. Agus mencontohkan dolar Singapura terdepresiasi sebesar 3,8 persen terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia terdepresiasi sebesar 3,3 persen, peso Filipina sebesar 5,04 persen, won Korea 7 persen dan yen Jepang sebesar 14 persen.

BI berkomitmen untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Agus mengatakan bahwa BI meyakini nilai tukar rupiah sangat berhubungan dengan stabilitas keuangan. BI pun akan meyakinkan ketersediaan valuta asing dan rupiah, serta akan melakukan respons dalam bentuk bauran kebijakan dan makroprudensial.

Pelemahan rupiah selain karena faktor eksternal, juga disebabkan oleh faktor internal. Indonesia mengalami tekanan twin deficit, yakni APBN dan neraca pembayaran. Untuk itu BI merespons untuk membangun kepercayaan di market.

Dalam menstabilkan rupiah, BI mengeluarkan ongkos sehingga cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2013 tergerus menjadi 98,1 miliar dolar AS dari posisi akhir Mei yang mencapai 105,1 dolar AS. Posisi cadangan devisa ini masih bisa mencukupi untuk 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement