REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH – Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta meminta pada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengalokasikan beras saat Ramadhan hingga harga stabil.
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan DKI Jakarta, Ratnaningsih, mengatakan operasi pasar beras telah dilakukan kemarin, Rabu (3/7). Bulog telah menurunkan beras melalui PT Food Station Cipinang untuk DKI Jakarta pada tahap awal sebanyak 200 ton.
Ratna mengatakan jumlah kuota beras seluruhnya yang diminta sebanyak 40 ribu ton. “Kami akan menambah kuota untuk operasi pasar sampai harga beras benar-benar stabil,” ujarnya di Balai Kota, Kamis (4/7).
Operasi pasar beras akan terus dilakukan tidak hanya pada Ramadhan. Jika setelah Idul Fitri harga belum stabil, operasi pasar akan terus dilakukan.
Ratna membenarkan jika saat ini kecenderungan harga beras di pasar mengalami kenaikan. Penyebab utama kenaikan tersebut ialah psikologis pasar menjelang Ramadhan dan pascakenaikan BBM.
Ramadhan dan Idul Fitri memang selalu menjadi penyebabnya karena masyarakat banyak membutuhkan beras. “Lebaran mereka butuh banyak beras untuk fitrah sehingga harga tinggi dan persediaan terbatas, itu yang kita jaga,” ujarnya.
Saat ini rata-rata beras standar mencapai Rp 8.520 per kilogram. Dengan operasi pasar tersebut diharapkan harga beras tetap stabil. Harga beras Bulog dijual dengan rata-rata Rp 7.100 per kilogram. Untuk DKI Jakarta, operasi pasar disebar ke berbagai pasar beras yang dimiliki PD Pasar Jaya.